Ticker

6/recent/ticker-posts

Sekilas Sejarah Mbah Bobos Srati



KabarNU(9/5)- Ada yang menarik di Desa Srati Ayah Kebumen. Kisah tentang sosok kyai kampung abad 18an. Sosok ini dikenal dengan nama Mbah Bobos

Dituturkan oleh K Samsul Ma'arif SPd dari Desa Karangduwur bahwa Mbah Bobos itu pejuang Islam zaman dulu kala di wilayah Srati dan sekitarnya. Samsul yang masih turunan Mbah Bobos ini menjelaskan.

"Mbah Bobos itu punya anak putri bungsu yang bernama Nyai Aminah. Nyai ini dinikahi Mbah Madnur atau Mbah Abdul Ghofur. Mbah Madnur punya putri bernama Mbah Nyai Botor", tutur K Samsul yang merupakan alumni dari IAINU Kebumen.

"Mbah Botor punya putri ragil bernama Mbah Nyai Bariyah. Mbah Bariyah  diperistri KH Muhamad Zaeni, dan punya putri bernama Nyai Sa'diyah. Nyai Sa'diyah diperistri Sumedi alias Suyono Karangduwur. Dari pasangan ini saya diturunkan. Saya anak sulung", jelasnya lagi saat ditemui di Pecaron Srati.

"Makam Mbah Bobos dikeramatkan disini. Lokasi makamnya di Kompleks MTs Srati", imbuhnya.

Nama Srati sendiri menarik. Ternyata sebutan srati merujuk pada kata bahasa Jawa untuk sebutan orang yang merawat gajah. Pawang gajah disebut srati. Di Desa Srati terdapat juga kampung atau dusun yang bernama Gedog. Gedog ini merupakan sebutan untuk kandang gajah. Tidak menutup kemungkinan pada zaman dahulu wilayah ini menjadi wilayah pemeliharaan gajah.

Kajian kesejarahan Islam di banyak desa di Kebumen relatif belum banyak dilakukan secara mendalam. Demikian juga tradisi budayanya yang hidup di dalamnya. Ini semua tentunya sangat menarik dan penting untuk terus digiatkan lagi.(*)