Ticker

6/recent/ticker-posts

Launching Buku Baru Cak Imin, Gus Yahya Berikan Catatan




KabarNU(18/3)- Ada beberapa catatan menarik dari acara Launching Buku “Negara dan Politik Kesejahteraan” karya Dr A Muhaimin Iskandar Wakil Ketua DPR RI yang juga Ketua Umum PKB. Acara digelar secara zoom dari Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta, Kamis (18/3). Hadir sebagai pembicara Yudi Latif PhD pemikir kenegaraan, Prof Dr Arif Satria Rektor IPB, Eef Saefulloh Fatah Founder dan CEO Polmark Indonesia, dan Khatib Syuriyah PBNU KH Yahya Cholil Tsaquf.

Menurut Dr A Muhaimin Iskandar, politik kesejahteraan merupakan instrumen kekuasaan yang menentukan pengelolaan dan redisktribusi sumber daya.

“Politik kesejahteraan harus menjadi landasan pijak yang kokoh dalam menopang serta membingkai seluruh kebijakan negara”, jelas Muhaimin Iskandar yang terkenal dengan panggilan Cak Imin.

 


 

Beberapa catatan menarik diantaranya, Yudi Latif memandang penting adanya integritas, yaitu berani berkata benar pada dirinya sendiri sebelum kepada orang lain. Prof Dr Arif Satria sebagai akademisi menunggu karya Cak Imin berikutnya peta jalan politik kesejahteraan. Sementara Eep Saefulloh Fatah mencermati adanya kecewa kronis di tengah masyarakat, dan PKB harus mampu memberikan jalan keluarnya.

KH Yahya Cholil Tsaquf lebih positif thinking, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang diberkahi dan memiliki masa depan yang lebih baik, dan semoga Cak Imin, PKB, dan semuanya ambil bagian jalan keberkahan itu. Menurut Khatib Syuriyah PBNU KH Yahya Cholil Tsaquf atau Gus Yahya, PKB harus mampu membuktikan rasionalitas pemikiran Gus Dur tentang keadilan dan kesejahteraan Indonesia.

“PKB khan didirikan Gus Dur. Gus Dur menempatkan PKB dalam kerangka rasional. Artinya PKB harus mampu merealisasikan pemikiran-pemikiran Gus Dur”, ungkap Gus Yahya.

Acara yang diikuti ratusan peserta dari berbagai penjuru Indonesia ini berlangsung hangat. Peluncuran buku baru Cak Imin menjadi sangat menarik di tengah masa pandemi. Acara berhasil mempertemukan pemikiran praktisi politik, politisi, akademisi, dan pemikir kenegaraan, yang realisasinya tentu ditunggu-tunggu segenap masyarakat Indonesia.(*)