Ticker

6/recent/ticker-posts

Lajuda: Petani Gula Kelapa Donorojo Bertahan di Tengah Arus Kemajuan Zaman




KabarNU-Lajuda(14/3)- Gula kelapa atau sering disebut dengan gula jawa biasa digunakan masyarakat untuk pemanis dalam berbagai makanan. Seperti bubur kacang hijau, kolak, bubur sumsum, klepon, getuk, rujak dan sebagai bumbu masakan. 

Pasangan suami istri asal Dukuh Mrentul Desa Donorojo Kecamatan Sempor Kebumen, Misran (60) dan Salem (61), sejak tahun 1982 hingga kini masih bertahan membuat gula kelapa. Berbagai cara telah mereka tempuh untuk tetap bertahan di tengah melimpahnya bahan pemanis buatan pabrik. 

Menurut sang suami, Misran mengisahkan, sekira 15 tahun silam banyak warga Mrentul dan sekitarnya menekuni pembuatan gula kelapa. Namun karena beberapa alasan, seperti faktor usia, dilarang oleh anak karena resiko yang tinggi, serta alasan lain, mereka memilih berhenti.

"Dulu banyak yang 'nderes' (menyadap nira kelapa) tapi sekarang memilih berhenti. Saya masih bertahan karena nderes hanya pagi dan sore, siangnya masih bisa bekerja yang lain. Alhamdulillah mencukupi," ucap Misran, Minggu (15/3/2021)

Proses Pengolahan Gula Kelapa
Setiap pagi dan sore, Misran mengambil nira kelapa dari pohon yang sangat tinggi. Misran menyadari, berbagai resiko harus dihadapi. Seperti saat cuaca hujan deras, petir menyambar dan angin kencang. Misran mengaku pasrah pada Sang Kuasa demi tanggung jawab dan kewajibannya mencari nafkah.

Sementara itu, sang istri Salem menunggu di rumah menyiapkan wajan di tungku. Setelah nira kelapa terkumpul, selanjutnya akan dimasak dengan api besar di "pawon" selama kurang lebih 4 jam. 

"Lama tidaknya mendidih tergantung kayu bakar yang digunakan untuk memasak," ujar Salem.

Setelah mendidih dalam waktu yang cukup, wajan kemudian diangkat. Proses selanjutnya yakni nira diaduk-aduk hingga mengental dan dituang ke dalam cetakan. Jika proses pemanasan nira benar, hanya butuh beberapa menit saja hingga gula benar-benar kering dan mengkristal.





Penjualan Gula Kelapa
Lebih lanjut Salem menuturkan, setiap hari ia mampu mengolah nira kelapa menjadi 2-3 kilogram gula kelapa. Dalam sepekan, Salem mampu memproduksi rata-rata hingga 15 kg gula. Ia lalu menjajakannya ke warung terdekat untuk dijual. 

"Sebagai istri, inilah saat manisnya. Setelah melewati proses yang tidak mudah, kalau laku, bahagia sekali," ujar ibu 5 anak ini.

Salem berharap agar suaminya diberikan kesehatan dan keselamatan agar tetap bisa bekerja dan memiliki penghasilan. 

(Kontributor:Yaz Mita)