Ticker

6/recent/ticker-posts

Dengan Kasih Sayang, Kita Halau Corona



Di saat terjadi bencana dan musibah, selalu saja Allah Taala hadirkan rasa empati dalam diri manusia. Ketika ada kematian di kampung, selalu saja muncul sejumlah orang yang merasa ikut berkabung dan membantu dengan sukarela tanpa pamrih. Ketika ada bencana banjir di suatu desa, muncul jua sejumlah orang yang tanpa pamrih menolong, meskipun sebelumnya di antara mereka tidak saling mengenal dan berbeda tempat tinggal.

Empati (emphaty), tentang kemampuan rasa (emosi) yang sama yang muncul pada seseorang atau sekelompok orang terhadap rasa (emosi) orang lain di luar dirinya, yang kemudian menciptakan keinginan untuk menolong, untuk berbagi, seakan mereka mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, dan keinginan ini melampaui sekat-sekat di antara mereka. Empati, rasa iba, tentang rasa bawaan manusia untuk menyegarkan rasa cinta kasih dan sayang sesama manusia dalam suasana berduka.




"Dengan kasih sayang, kita simpan bedil dan kelewang", demikian penggalan bait dalam sebuah puisi karya maestro WS Rendra.

Dengan rasa empati, dengan cinta kasih dan sayang, banyak manusia kemudian berbagi rasa senasib sepenanggungan, dengan menanggalkan banyak perbedaan. Mereka menyatu dalam kemanusiaan. Ukhuwah basyariyah, persaudaraan kemanusiaan, persatuan sesama umat manusia, demikian kalangan nahdliyin sering mengumandangkannya.

Di dalam organisasi sosial keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) terdapat juga Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBPI-NU), selain Banser Tanggap Bencana (Bagana) dan lainnya. Di saat terjadi bencana di tengah masyarakat, biasanya LPBPI dan Bagana hadir untuk membantu secara sukarela. Merekalah yang biasanya menjadi garda depan upaya-upaya penanggulangan bencana, bersama komponen lain tentunya, seperti Palang Merah Indonesia (PMI), Lembaga Amil Zakat Infaq Shadaqah (LazisNU), rumah sakit, tentara, aparat, dan lainnya.

Mereka adalah relawan. Mereka adalah pahlawan kemanusiaan yang patut kita dukung dengan doa, dengan bantuan pemikiran, juga dengan bantuan infaq dan shadaqah kita. 

Mereka harus turun di tengah bencana. Mereka acapkali harus meninggalkan keluarga dan orang-orang terkasih demi panggilan kemanusiaan. Mereka seringkali harus lapar dan makan seadanya. Relawan kemanusiaan adalah pahlawan kita!

Dengan kasih sayang, mari kita bergandeng tangan bergotong-royong menyelesaikan bencana, untuk menjaga kelangsungan hidup umat manusia. Dengan kasih sayang dan kebersamaan, kita halau wabah corona -(27/3)-

Redaksi