Ticker

6/recent/ticker-posts

Khutbah Idul Adha



Khutbah Idul Adha 1440H
H Muhammad Bahrul Ilmie
IAINU Kebumen




Khutbah I


Allahu Akbar 9x

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا. وَلْحَمْدُللهِ كَثِيْرَا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاَ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ. الَلّهُ أَكْبَرُوَللهِ اَلْحَمْدُ. 
أَلْحَمْدُللهِ الَّذِي صَدَقَ وَعْدَهُ. اَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُالَّذِى نَصَرَ عَبْدَهُ. وَأَشْهَدُأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ أللهِ لاَرَسُوْلَ وَلاَنَبِيَ بَعْدَهُ. 
صَلِّ الله ُوَسَلِّمَ عَلىَ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ أَفْضَلِ مَنْ حَجَّ وَعْتَمَرَ, اَحْسَنَ مَنْ ضَحَّى وَنَحَرَ. وَعَلَى  آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ أَذْهَبَ الله ُعَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرَ.
 أَماَّبَعْدُ. فَيَا آيُّهَاالنَّاسُ. إِتَّقُوْااللهَ اْلوَاحِدَ اْلقَهَّارَ. اَلْعَزِيْزُ اْلغَفَّارَ. وَيَاآيُّهَااْلمُسْلِمُوْنَ. أَكْثِرُوْا مِنَ الدُّعَاءِ إِلىَ رَبِّكُمْ وَاْلإِسْتِغْفَارِ عَسَى أَيَجْعَلَ الله ُحَياَتَناَ وَمَوْتَناَ مَعَ اْلمُتَّقِيْنَ اْلأَبْرَارَ.


Allahu Akbar 3x
wa lillahilhamd
Ma'asyiralmuslimin wal-muslimat
rahimakumullah.

Mengawali  khutbah  Idul  Adha  di pagi hari ini, mari kita untuk senantiasa memelihara dan meningkatkan taqwa kepada Allah SWT, yaitu dengan mengerjakan perkara-perkara  yang dapat mendatangkan  ridha Allah, baik perkara itu dzahir maupun bathin, dan meninggalkan perkara-perkara yang dapat mendatangkan murka-Nya, baik perkara itu juga dzahir maupun bathin.

Hari ini, tepatnya tanggal  10 Dzulhijah 1440H, biasa kita sebut lebaran haji atau hari raya haji dan sekaligus hari raya kurban. Adalah sangat baik, sambil duduk atau berdiri, lisan kita terbiasa mengucapkan takbir, tahlil dan tahmid dengan disertai ke-khusu'-an hati yang penuh rasa ta'dzim pada Allah SWT  hingga hilang rasa ke-aku-an diri sebagai tanda dan pertanda wujud ikhlas dan syukur kita kepada-Nya, atas rahmat, taufik, hidayah dan inayahNya, sehingga kita pada hari yang mulia ini masih berada dalam keadaan beriman, sehat wal afiyat, bahkan dalam keadaan penuh keselamatan dan keberkahan.


Allahu Akbar 3x 
Wa lillahilhamd
Kaum muslimin dan muslimat,
jamaah Idul Adha yang mulia.

Saudara-saudari kita yang saat ini berada di tanah suci Mekah sebagai bagian jamaah haji, guna memenuhi rukun Islam yang kelima, sejak kemarin tanggal 9 Dzulhijah dengan berpakaian ihram telah menunaikan tahapan-tahapan ketentuan ibadah haji, hal yang dapat dimengerti dan dipahami adalah memenuhi panggilan Allah, tentu tidak sekedar beribadah mendekatkan diri (taqarrub) kepada-Nya, tetapi untuk memohon diberi ridha-Nya, sebagaimana seruan-Nya dalam QS al-Hajj (22) ayat (27), yaitu:

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ (٢٧

Artinya: Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.


Bagi kita, yang tidak  (belum) dalam kondisi melaksanakan ibadah haji, guna memenuhi kesempurnaan rukun islam, upaya mendekatkan diri kepada Allah dan sekaligus memohon keridhaan  Allah melalui syariat-Nya, yang di-risalah-kan pada Nabi-Nya dengan anjuran untuk melaksanakan ibadah kurban, yaitu berupa santunan (memberikan) daging sembelihan dari hewan sembelihan sapi, kambing, domba atau lainnya kepada orang-orang yang berhak menerima dengan niat melaksanakan ibadah kurban semata-mata karena Allah, hal ini sebagaimana anjuran  Allah  dalam QS Al-Kautsar (108) ayat (1 dan 2), yaitu:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (١) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (٢

Artinya: Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.


Allahu Akbar 3x
Wa lillahilhamd
Kaum muslimin dan muslimat, 
Jamaah Idul Adha yang berbahagia

Syariat kurban atau berkurban yang diperintahkan atas umat Nabi Muhammad SAW dimulai pada tahun kedua hijriyah, bersamaan dengan pensyariatan zakat dan dua hari raya (iedain) Idul Fitri dan Idul Adha. Kurban artinya pendekatan diri kepada Allah SWT dengan berbuat amal sholeh; pendekatan hati atas sesama anggota masyarakat, antara yang punya dengan yang tidak punya; antara yang kuat dengan lemah; yang  dapat mempererat hubungan dengan sesama manusia dan sekaligus hubungan dengan Allah, (habl minannas wa habl minallah).

Hubungan yang saling memberi dan menerima adalah sebuah qurbah, yaitu tersambungnya ikatan dengan sesama manusia dan sekaligus ikatan dengan Allah, hal ini menjadi wasilah, wasitah bahkan thariqah  guna menjadi perantara  untuk dekatnya para hamba dalam berbagai keadaan  dengan Allah SWT yang maha rahman dan rahiem. 

Asal mula ibadah kurban dalam Islam adalah Syariat Allah yang berupa perintah pada Nabiyullah Adam AS atas persengketaan anak-anaknya. Ini kemudian berlanjut  pada Nabiyullah Ibrahim AS atas anaknya Nabiyullah Ismail AS dalam melaksanakan perintah  dan sekaligus menjalani ujian-Nya untuk berkurban.

Atas kita umat Nabi Muhammad SAW, Allah SWT memelihara syariat berkurban tersebut melalui perintah-Nya QS Al-Kautsar (108) ayat (2) dan QS Al-Hajj (22) ayat (36), supaya  pada setiap idul adha untuk dilaksanakan ibadah kurban, sehingga hadir rasa sabar dalam menjalani hidup dan sekaligus rasa syukur atas nikmat-nikmat  Allah.

Rasulullah SAW bahkan dalam beberapa sabdanya, yaitu pada riwayat Ahmad dan Ibnu Majah, menegaskan ancaman: “Barangsiapa yang telah mempunyai kemampuan untuk berkurban, tetapi tidak ia tidak mau berkurban, maka janganlah dekat-dekat tempat sholat kami”.

Pada sabda Nabi SAW yang lain, yaitu pada riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim, dijelaskan: “Tidak ada amal keturunan Adam yang disukai Allah pada hari idul adha selain menyembelih kurban, Sesungguhnya binatang itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku, dan bulunya. Dan sesungguhnya darah kurban lebih dahulu tercurah karena Allah sebelum ia tercurah ke bumi, yang membuat jiwa menjadi senang”.


Allahu Akbar 3x
Walillahilhamd
Jamaah sholat Idul Adha
yang berbahagia.

Menurut para ulama, hukum berkurban bagi kita kalangan pengikut Syafiiyah dan Hanabiah adalah sunah muakkad (sunah yang dipentingkan)  atau sangat baik untuk dilakukan; dan dihukumi makruh (sebaiknya dihindari) bagi orang yang mampu tetapi tidak melaksanakan kurban. 
Bagi kalangan Hanafiyah, berkurban justru dipandang hukumnya adalah wajib (harus dilakukan) satu kali dalam setahun. Adapun kalangan Malikiyah berpandangan bahwa hukum sunah hanya berlaku bagi orang selain jamaah haji, sedangkan bagi jamaah haji wajib menyembelih hewan kurban di Mina.

Kalangan Syafiiyah menjelaskan, bahwa hukum menyembelih kurban adalah sunah muakkad bagi setiap orang sekali dalam seumur hidupnya, sekalipun demikian  mereka juga memandang sunah kifayah bagi setiap keluarga melakukannya sekali setahun, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah, “Hai manusia, kurban itu harus dilakukan oleh setiap keluarga setiap tahun”. Dan menurut sebuah hadits yang diriwayatkan Jamaah, “Rasulullah SAW senantiasa berkurban dengan dua ekor domba pada setiap hari raya kurban, satu untuk dirinya dan satu lagi diniatkan bagi umatnya”.

Allahu Akbar 3x 
Walillahilhamd
Jamaah sholat Idul Adha
yang berbahagia.

Hal yang perlu kita pahami dan dimengerti, bahwa ibadah penyembelihan hewan kurban yang selama ini biasa kita laksanakan dan nanti akan dilaksanakan bukanlah essensi (substansi) kurban itu sendiri, ia hanya sekedar simbol semangat  yang diberikan oleh  maqashidus syariat (Allah) kepada kita para hamba untuk selalu berkurban dalam hal apapun pada kehidupan beragama, guna menunaikan kepentingan awamirillah (perintah-perintah Allah), sebagaimana Allah SWT telah tegaskan dalam surat al Hajj (22) ayat (37):

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ 

Artinya:  Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi  ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. 

Kurban itu adalah simbol ujian ketakwaan kita. Takwa itulah yang akan mencapai keridhaan Allah, bukan darah hewan kurban yang mengalir di tanah. Dan sebenarnya bukan hanya darah dan daging kurban yang tidak Allah butuhkan. Juga zakat, infaq, sadaqah kita. Sholat kita. Puasa dan haji kita. Bahkan keimanan dan keislaman kita sekalipun. 

Secara hakikat, kitalah yang membutuhkan Allah, yaitu semua amal ibadah pada hakekatnya akan kembali manfaatnya untuk diri kita sendiri. Kitalah yang lemah. Kitalah yang membutuhkan asupan ibadah. Hal keadaan Allah sama sekali tidak akan berkurang sedikitpun kalau tak ada manusia yang tak menyembah-Nya, dan tak bertambah sedikitpun kalau semua penduduk bumi menyembah-Nya, maka tidak mungkin kita bisa menukarkan amal ibadah kita dengan keridhaan-Nya.

Allahu Akbar 3x
Walillahilhamd
Jamaah sholat Idul Adha
yang berbahagia.

Tegasnya, berkurban adalah ibadah yang mengandung tujuan hukum untuk kebaikan manusia, dan berhikmah supaya manusia selalu hadir dan tenggelam dalam ketentuan kehendak Allah secara utuh, rasa syukur pada Allah dan ber-riyadhah memelihara hati dengan menghindari rasa tama, bakhil dan takabbur dari kuat materi atas yang lemah, dan tertanam rasa kesadaran bahwa apapun kelebihan (fadlan minallah wanimahi) yang dimilikinya adalah semata-mata karunia Allah, meski pada sisi lain, hal itu juga untuk menguji hamba-Nya yang diberi kelebihan; apa dia lalu bersyukur atau lantas lupa diri dan malah kufur nimat dan inkar. 

Beruntunglah bagi siapa saja yang pada hari ini dapat berkurban, terlebih bila ditambah dengan tiga hari tasyriq selanjutnya 11, 12, dan 13 Dzulhijah, karena makna terbesar dari berkurban, guna menafkahkan  sebagian harta dengan niat ibadah karena Allah adalah hadirnya rasa syukur atas nikmat yang dititipkan-Nya.

Allahu Akbar 3x
Walillahil hamd
Jamaah Idul Adha yang berbahagia.

Demikianlah khutbah yang singkat ini semoga ada manfaat yang dapat diambil. Aamiin ya Rabbal alamien.

رحمكم ألله :وَالله سُبْحَانَهُ وتعالىَ يَقُوُلُ بِقَوْلُهُ يَهْتَدِى اْلمُهْتَدُوْنَ. وَإذا قُرِئَ اْلقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهُ وَأَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ: أعُوذُباِللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ.  لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ .

Artinya: kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS Ali Imran (3) ayat (92).

بَارَكَااللهُُُُ لِى وَلَكُمْ فِى اْلقُرْأنِ العَظِيْمِ، ونَفَعَنىِ وإِيَّاكُمْ بِماَ فِيْهِ مِنَ اْلأياتِ والذِّكْرِالحَكِمْ، وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاَ وَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيمْ، أَقُولُ قَوْلِى لهَذَا: وَالسْتَغْفِرُاللهَ اْلعَظِيْم لِى وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ ِاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَات وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَات فَسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ                           




Khutbah II

Allahu Akbar 7x

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا. وَلْحَمْدُللهِ كَثِيْرَا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاَ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ. الَلّهُ أَكْبَرُ وَللهِِ اَلْحَمْدُ.
َأَلْحَمْدُللهِ الَّذِي جَعَلَ اْلأَعْياَدَ مَوْسِمًا لِلْخَيْرَاتِ، وَجَعَلَ لَنَامَا فِى اْلأَرْضِ جَمِيْعًا لِلْعِمَارَةِ وَزَرْعِ اْلحَسَناَتِ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ اْلحَقُّ اْلمُبِيْنَ. وَأَشْهَدُأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ اْلأَنْبِيَاءِ وَاْلمُرْسَلِيْنَ. ألَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ خَيْرِ خَلْقِهِ وَنُوْرِ عَرْشِهِ سَيِّدِنَا ونَبِيِّنَا وَشَفِيعِنَا مُحَمَّدٍ وَّ عَلىَ اَلِهِ وَأصَحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَماَّبَعْدُ. 
فَيَاآيُّهَاالنَّاسُ: اِتَّقُوْ اللهَُ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّوَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ اْلجُمُعِ وَاْلجَمَاعَاتِ.
وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمُ. فَاَكْثِرُوْا مِنَ الصَّلاَةِ عَلَى النَّبِىِّ الْكَرِيْمِ. وَقَالَ اللهَُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّ اللهَُ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِى يَاآيُّهَاالَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْ تَسْلِيْمَا.
ألَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِناَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلىَ أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا وَعَلىَ جَمِيْعِ اْلأَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ. وَأَلِهِمْ وَصَحْبِهِمْ وَلتَّابِعِيْنَ وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
 رَبَّناَ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالاِيمْاَنِ وَلاَتَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلاَّلِلَّذِيْنَ آمَنُوْ رَبَّناَ إِنَّكَ رَءُوْفُ رَّحِيْمِ.
ألَّلهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ َاَأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. إِنَّكَ سَمِيْعُ قَرِيْبُ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. وَقَاضِىَ الْحَاجَاتِ وَغَافِرُ الذُّنُوْبِ وَلْخَطِيْئاَتِ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
 ألَّلهُمَّ عَافِناَ وَالْمُسْلِمِيْنَ مِنْ بَلاَ ئِكَ وَالْطُفْ بِنَا فِى قَضَائِكَ وَأَوْزِعْنَا شُكْرَ نَعْمَائِكَ وَهَبْ لَناَ مَاوَهَبْتَهُ ِلأَوْلِياَئِكَ. وَاجْعَلْ خَيْرَاَيَّامِناَ وَأَسْعَدَهاَ يَوْمَ لِقَائِكَ حَتَّى نَلْقَاكَ وَأَنْتَ رَاضَ عَناَّ.
ألَّلهُمَّ إِنَّا نَسْئاَلُكَ رِزْقاً طَيِّباً وَعِلْمًا نَافِعاً وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً.
ألَّلهُمَّ اجْعَلْ بَلْدَتَنَا هَذِهِ بَلْدَةً  آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً تَجْرِيْ فِيْهَا أَحْكَامُكَ وَسُنَّةُ رَسُوْلِكَ وَسَائِرَ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
ألَّلهُمَّ أَصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. وَاجْبُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. وَاسْتُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. وَجْعَلْناَ مِنْ حِيَارِ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَصَلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ واَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ
ألَّلهُمَّ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ لَناَ أَعْمَالُناَ وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ لاَحُجَّةَ بَيْنَناَ وَبَيْنَكُمْ. ألَّلهُ يَجْمَعُ بَيْنَناَوَإِلَيْهِ الْمَصِيْرُ.
 ألَّلهُمَّ رَبَّناَ آتِنَا فِى لدُّنْياَ حَسَنَةً وَ فِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
 آمِيْنَ يَامُجِيْبَ السَّائِلِيْنَ. 
عباد الله: إِنَّ الله يَاءْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَذْكُرُوْا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعْمَةِ يَزِدْكُمْ 
وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ.