LTMNU Kebumen (6/2)- Orang
pergi haji atau umroh lazimnya berkunjung ke Masjid Quba, Masjid Jumat, dan Masjid
Qiblatain di wilayah Madinah. Masjid Quba berada di sebelah selatan Masjid Nabawi,
sekitar 4 kilometer. Masjid Jumat juga di sebelah selatan masjid Nabawi, sekitar
3 kilometer. Sedangkan Masjid Qiblatain berada di sebelah barat laut Masjid Nabawi, sekitar 5 kilometer.
Nabawi-Quba
dapat ditempuh sekitar 10 menit (mobil) atau 50 menit (jalan kaki). Nabawi-Jumat
sekitar 12 menit (mobil) atau 40 menit (jalan kaki). Sedangkan
Nabawi-Qiblatain sekitar 8 menit (mobil)
atau 60 menit (jalan kaki). Jarak yang tidak terlalu jauh bagi jamaah haji dan
umroh untuk bertandang sekaligus ke Masjid Quba, Jumat, dan Qiblatain.
Pada
kesempatan kali ini, Redaksi menulis tentang tiga masjid, Masjid Quba, Masjid
Jumat, dan Masjid Qiblatain. Tujuannya agar kita semua sebagai umat Islam mengenal
dan mengkaji sejarah awal perjuangan Nabi SAW di Madinah Al-Munawarah,
sekaligus mengambil hikmah sebanyak-banyaknya. Harapannya semoga kita semua
termasuk umat Nabi SAW yang mendapatkan keberkahan dan syafa’at Nabi Agung
Muhammad SAW.
Saat
Nabi SAW dalam perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah bersama para sahabat,
Nabi SAW naik onta, dan ontanya yang bernama Qashwa pun berhenti untuk minum di
kompleks rumah Kaltsum ibnu al-Hidam, seorang sahabat dari kabilah Bani Amru ibn
Auf ibn Malik ibn Al-Aus. Kejadiannya tahun pertama Hijriyah bulan Rabiul awal (622
M) di Desa Quba sebelah selatan Yatsrib (Madinah).
Dalam
konteks ini turun wahyu dalam QS At-Taubah 108:
لَمَسْجِدٌ اُسِّسَ عَلَى التَّقْوٰى مِنْ اَوَّلِ يَوْمٍ
اَحَقُّ اَنْ تَقُوْمَ فِيْهِۗ
“Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama lebih berhak engkau melaksanakan salat di dalamnya”.
Setelah
membeli lahan secukupnya, lalu Nabi SAW dan sahabat beristirahat di rumah
Kaltsum ibnu al-Hidam selama empat hari (Senin sampai Kamis), sembari menunggu
kedatangan rombongan Ali bin Abi Tholib RA dari Mekah. Nabi SAW segera mendirikan
masjid yang pertama kali di lokasi tersebut di Desa Quba Madinah, dan masjid
tersebut dikenal dengan nama Masjid Quba.
Masjid Quba Madinah |
Diriwayatkan Nabi SAW sendiri ikut serta dalam proses membangun Masjid Quba dengan batu bata mentah, pasir, dan atap daun kurma. Nabi SAW sendiri yang meletakkan pondasi pertama pendirian Masjid Quba. Arah qiblat masjid dibantu Malaikat Jibril. Di Masjid Quba yang sederhana tersebut kemudian Rasulullah SAW mendirikan shalat berjamaah bersama Sahabat Abu Bakar RA, Umar bin Khattab RA, Ustman bin ‘Affan RA, Ali bin Abi Thalib RA, dan para sahabat lainnya. Ini kali pertama shalat berjamaah dilaksanakan terang-terangan.
مَنْ تَطَهَّرَ فِى بَيْتِهِ ثُمَّ أَتَى مَسْجِدَ قُبَاءٍ
فَصَلَّى فِيهِ صَلاَةً كَانَ لَهُ كَأَجْرِ عُمْرَةٍ
Nabi
SAW bersabda “Barangsiapa telah berwudlu di rumahnya kemudian mendatangi
Masjid Quba, lalu sholat di dalamnya dua rakaat, maka baginya samadengan pahala
umrah”(HR. Ibnu Majah, An-Nasai, Ahmad ibn Hambal, Hakim al-Nishaburi).
Diriwayatkan juga setelah Nabi SAW berada di Madinah, beliau rutin mendatangi
Masjid Quba tiap hari Sabtu, Senin, dan Kamis.
Sungguh
mulia kedudukan Masjid Quba khususnya, dan sungguh penting kedudukan masjid
dalam perjuangan dan pengembangan Islam.
Jamaah haji dan umroh tentunya menjadi penting untuk napak tilas perjuangan
Nabi SAW, berkunjung beri’tikaf dan shalat di Masjid Quba Madinah. Apalagi bersholat di Masjid Quba pahalanya laksana berumroh.
Masjid
Quba didirikan sejak pertama kalinya mendasarkan pada prinsip taqwa sebagaimana
kandungan ayat QS At-Taubah 108. Ketaqwaan ini berupa menjalankan perintah
Allah berupa shalat. Di Masjid Quba juga Nabi SAW mempererat persaudaraan
sesama umat Islam, termasuk bermusyawarah dan kegiatan sosial.
Setelah
dari Quba, Nabi SAW dan rombongan berangkat ke Madinah pada hari Jumat bulan Rabiul awal. Pada saat di Wadi Ranuna (3 kilometer dari Quba), Nabi SAW
mendapatkan perintah Allah untuk mendirikan shalat Jumat. Wadi itu sendiri merupakan
daerah palung sungai tadah hujan. Wadi Ranuna ini terletak di perkampungan Bani
Salim bin Auf. Di wadi inilah Nabi SAW dan seratusan sahabat mendirikan shalat
Jumat pertama kalinya, dan kemudian didirikan sebuah masjid yang dikenal dengan
nama Masjid Jumat (Jumuah, Jummah).
Masjid Jumat (Jummah) Madinah |
Awalnya
qiblat masjid ke Masjidil Aqsa di Palestina. Akan tetapi pada tahun 2 Hijriyah
(623M) setelah adanya perintah Allah SWT untuk perpindahan arah qiblat ke Ka’bah
di Mekah, arah qiblat masjid dipindah mengarah ke Ka'bah Masjidil Haram di Mekah (QS.Al-Baqarah:144). Peristiwa
perintah perpindahan arah qiblat ini terjadi di Masjid Bani Salamah Madinah, yang kemudian masjid ini dikenal dengan Masjid Qiblatain. Setelah itu seluruh
masjid di dunia berkiblat ke Ka'bah Baitullah Masjidil Haram di Mekah Al-Mukaromah, termasuk
masjid dan musholla/langgar di wilayah Kebumen tentunya.
Masjid Qiblatain Madinah |
Di wilayah Kabupaten Kebumen sendiri terdapat lebih dari 1.700 masjid dan 4.200 musholla Mayoritas tentunya mengikuti tatacara peribadatan ala Islam ahlussunah waljamaah (aswaja) Nahdlatul Ulama. Di dalam masjid musholla NU lazim diselenggarakan shalat berjamaah, dzikir wiridan, puji-pujian, tahlilan dan yasinan, berjanjenan, muludan, rajaban, termasuk shalat tarawih 20 rakaat, dan zakat fitrah dan zakat mal. Merujuk pada QS At Taubah 108 di atas, kesemuanya ini tentunya dalam rangka memperkokoh keimanan dan ketakwaan kita.
Melalui masjid musholla kita perbanyak amalan ibadah, dan kita tingkatkan terus kesalehan sosial kita. Dari masjid musholla kita perlu terus-menerus memperhatikan anak yatim piatu, fakir miskin, para jompo, dan kaum lemah lainnya. Dari masjid musholla kita perlu pula memperhatikan bidang pendidikan dan kesehatan umat. Semuanya bersatu bersama ikhlas memakmurkan masjid musholla di sekitar kita. Semoga kita semua senantiasa dijaga Allah SWT untuk selalu dekat dengan masjid musholla mengikuti jejak Nabi Agung Muhammad SAW. (*)