Ticker

6/recent/ticker-posts

Enthak-Enthik, Tradisi Maulid Anak-Anak

KabarNU(24/10)- Ada tradisi menarik di dalam masyarakat Jawa yang biasa disebut enthak-enthik. Tradisi ini lazim diselenggarakan  pada bulan Maulid bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Lebih menariknya lagi tradisi ini secara khusus diperuntukkan bagi anak-anak. Maka ada yang menyebut enthak-enthik ini sebagai tradisi Muludane bocah cilik (peringatan Maulid Nabi untuk anak-anak kecil).


Tradisi enthak-enthik di Mushalla Al-Faqih Rantewringin Buluspesantren
(Alfa Maghfuroh alumni Lajuda, dok.2021)

 


Biasanya tradisi ini diselenggarakan pagi siang hari, yang dilanjutkan dengan kegiatan lomba-lomba khas anak-anak pada sore harinya. Biasanya lomba-lomba Islami, seperti lomba adzan dan iqamah, lomba hafalan suratan pendek, dan lainnya. Pada malam harinya diselenggarakan peringatan Maulid Nabi SAW bersama masyarakat umum (orang dewasa).

Dalam tradisi enthak-enthik lazimnya anak-anak membawa makanan atau jajanan kesukaannya dari rumah masing-masing. Diantar ibunya atau kakaknya, anak-anak membawa sejumlah makanan jajanan yang diwadahi tas, besek, keranjang kecil, atau wadah lainnya. Mereka berkumpul di masjid/mushalla kampung mereka, duduk memenuhi serambi (aula), dan menghadapi bawaan masing-masing. 

Dengan dipandu guru ngaji mereka, anak-anak diberi sekedar nasihat Maulid. Kemudian mereka diminta tukar-tukaran satu-dua jajan dengan teman-teman mereka. Mereka juga diajari untuk memberi satu jajanan untuk guru ngaji mereka. Setelah doa bersama, mereka pun pulang kembali ke rumah masing-masing. Makanan jajanan mereka dibawa kembali ke rumah. Di sejumlah tempat lazim juga mereka makan bersama di lokasi sebelum mereka pulang.

Setidaknya ada dua nilai penting dalam tradisi enthak-enthik, tradisi selamatan khas anak-anak yang kini mulai memudar di tengah masyarakat kita.  Pertama, nilai mengagungkan kelahiran Rasulullah SAW sang uswatun khasanah umat Islam. Harapannya dengan mengagungkannya anak-anak akan selamat selalu. Kedua, nilai keikhlasan untuk berbagi dan peduli. Sejak anak-anak keikhlasan dan kepedulian sudah ditanamkan melalui tradisi ini.

Anak-anak adalah generasi penerus, dan pendidikan akhlak mereka tentunya harus senantiasa didengungkan. Enthak-enthik tradisi Muludan untuk anak-anak yang selayaknya dilestarikan.(*)