Kebumen
(20/1) – Lembaga Takmir Masjid (LTM) NU Kebumen mencoba menyajikan biografi
sosok penting dalam kesejarahan LTM NU. Beliau adalah KH Achmad Sjaichu sosok
Ketua LTM PBNU yang pertama kali Periode 1971-1981. Tujuannya adalah
(1)menghormati dan memuliakan ulama/kyai dan pendahulu, (2)memetik pelajaran, tauladan,
dan inspirasi.
KH
Achmad Sjaichu (1921-1995) merupakan tokoh yang banyak kiprahnya di tingkat
nasional maupun internasional. Beliau adalah pendiri dan pengasuh Pesantren
Al-Hamidiyah Depok Jawa Barat. Al-Hamidiyah ini sekarang mengelola pesantren,
madrasah, sekolah, dan perguruan tinggi, serta melaksanakan kegiatan sosial dan
dakwah Islamiyah.
Beliau
lahir di Ampel Surabaya pada hari Selasa Wage 29 Juni 1921. Ayahnya bernama H
Abdul Chamid dan ibundanya bernama Ny Hj Fatimah. Pada usia 7 tahun, beliau
sudah mengkhatamkan Al-Qur'an 30 juz dalam bimbingan K Said Ampel.
Selain
belajar agama Islam, beliau sambil bekerja pun melanjutkan pendidikan ke
Madrasah Taswirul Afkar yang didirikan KH Abdul Wahab Hasbullah, KH Mas Mansur,
dan KH Dahlan Achyad. Sambil bekerja menjahit beliau melanjutkan ke tingkat
pendidikan berikutnya di Madrasah Nahdlatul Wathan (1935-1937) dalam bimbingan KH
Abdullah Ubaid yang merupakan santri Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari dan
Syaikhona Kholil Bangkalan. Sjaichu muda juga berguru ilmu fiqih kepada KH
Ghufron.
Tamat
belajar dari madrasah beliau sempat bekerja di bengkel Marina milik Angkatan
Laut, sembari melakukan kegiatan dakwah di lingkungan kawan-kawan sekerja. Tahun
1938 beliau dikirim KH Abdul Wahab Hasbullah untuk belajar Al Quran ke
Pesantren Al Hidayah, Lasem asuhan KH Ma'shum. Perlu diketahui bahwa KH Abdul
Wahab Hasbullah menjadi ayah tiri beliau setelah ibunya sempat menjanda.
Sepulang
dari Lasem Rembang, beliau kiprah di Surabaya. Pada 5 Januari 1945, pada usia 24 tahun beliau menikah mempersunting
Ny Solichah binti Mohamad Yasin sosok penjahit kondang asal Pacar Keling yang
pernah menjadi majikannya. Sesudah berkeluarga, beliau membuka home industry
sepatu di rumahnya dengan 15 orang karyawan. Beliau juga berkiprah dalam jam’iyah
NU dalam bimbingan KH Abdul Wahab Hasbullah.
Semasa
pergerakan beliau berkiprah sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI)
Divisi Brawijaya di Mojokerto (1946). Kembali ke Surabaya (1947) beliau menjadi
Kepala Madrasah NU. Beliau pernah
menjadi Ketua Ranting NU Surabaya (1949), Wakil Kepala Kantor Departemen Agama
Surabaya (1950), dan anggota DPRD Surabaya (1950-1956), serta jabatan lainnya.
Pada tahun 1953 KH Achmad Sjaichu terpilih menjadi ketua LAPUNU (Lajnah Pemilihan Umum NU) untuk Daerah Pemilihan Jawa Timur. Pemilu 1955 beliau diangkat menjadi anggota DPR dari Fraksi NU dan ditunjuk sebagai Ketua Fraksi NU (1958). Akhirnya beliau mencapai puncak karir politik menjadi Ketua DPR-GR pada tahun 1966. Di dalam jam’iyah NU beliau pernah menjadi salah seorang Ketua PBNU sampai Muktamar NU Ke-26 di Semarang (1979). Tahun 1971 berdiri Haiah Takmirul Masjid Indonesia (HTMI) dan beliau menjadi Ketua. Beliau juga tetap menggeluti dunia dakwah Islamiyah dengan mendirikan Ittihadul Muballighin (1978) dan mendirikan Pesantren Al-Hamidiyah Depok (1988).
Kiprah tokoh KH Achmad Sjaichu tidak hanya diakui secara nasional, akan tetapi juga di tingkat internasional. Ini dibuktikan dengan keterpilihan beliau sebagai Presiden Dewan Pusat Organisasi Islam Asia Afrika (OIAA) dalam Konferensi OIAA Ke-1 di Bandung pada 6-14 Maret 1965. Beliau juga dikenal sebagai tokoh yang menggaungkan Islam rahmatan lil-‘alamiin.
KH Achmad Sjaichu wafat 1995
dan dimakamkan di Kompleks Pesantren Al-Hamidiyah Depok Jawa Barat.
Banyak
hal yang dapat dipetik dari sosok ketokohan KH Achmad Sjaichu. Diantaranya tentang
kejuangan Islam, tentang nilai-nilai Islam yang diwujudkan dalam tindakan untuk
melakukan yang terbaik, untuk
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, untuk berani berkorban, cinta tanah
air (hubbul-wathan), serta peduli terhadap sesama. Termasuk di dalamnya
adalah melakukan yang terbaik untuk memakmurkan masjid musholla dan peduli masyarakat
di sekitar masjid musholla.(*)
Sumber:
https://nu.or.id/tokoh/kh-ahmad-syaikhu-tokoh-nu-pendiri-pesantren-al-hamidiyah-depok-Li9Qy
https://www.al-hamidiyah.sch.id/category/pendiri.html