Ticker

6/recent/ticker-posts

Tri Sejati, Kyai Amir Yusuf, dan Ketahanan Budaya



KabarNU(22/3)- Dokumentasi foto lawas di atas diperkirakan dibuat pada 1975. Sebuah foto berwarna. Foto yang menampilkan duabelas pemain jamjaneng putri Tri Sejati dari Desa Peniron Pejagoan Kebumen. Para pemain berpose dengan alat musik jamjaneng. Nama grup Tri Sejati pun tak dapat lepas dari sosok tokoh jamjaneng Kyai Amir Yusuf.

Untuk kepentingan seni dan dakwah, Kyai Amir Yusuf serius kiprah mengembangkan jamjaneng di Desa Peniron Pejagoan. Salah satu wujud keseriusannya berupa pembentukan Grup Jamjaneng Tri Sejati. Pendiriannya sekitar 1972, atau 49 tahun silam.

Anak didiknya dibuatkan grup jamjaneng, baik grup jamjaneng putra maupun grup jamjaneng putri.  Bahkan pada 1974-an grup jamjaneng putri Tri Sejati sudah tampil di berbagai daerah di Kebumen dan luar Kebumen.

Ada tiga lagu ciptaan Kyai Amir Yusuf pada 1971, yaitu, sun elingna (ku ingatkan), ma rama njaluk madhang (minta makan), dan sucekna (sucikanlah). Penciptaan lagu dan pembuatan grup jamjaneng Tri Sejati, ini menunjukkan betapa serius Kyai Amir dalam berkesenian dan berdakwah.  Luar biasa kiprah sosok kyai kampung ini dalam dunia seni dan dakwah di Peniron dan sekitarnya. Kiprahnya patut menjadi tauladan generasi sekarang.


Penampilan Tri Sejati Peniron di Brujul Adventure Park 2017


Kiprah Kyai Amir Yusuf menggema hingga sekarang. Hal ini dibuktikan hampir semua grup jamjaneng di Peniron ‘ngalap barokah’ menggunakan nama-nama sejenis, di antaranya Tri Sejati 1, Tri Sejati 2, Tri Sejati 3, Tri Pamuji, Tri Dumadi, Tri Wahyuni, Tri Basuki, Tri Puji Lestari. Grup-grup ini masih tampil di berbagai event di Peniron sendiri maupun di luar. 

Salah satu penampilan Grup Jamjaneng Putri Tri Sejati berada di obyek wisata alam Brujul Adventure Park Peniron Kebumen pada 2017. Sekitar 49 tahun setelah grup ini berdiri. Formasi pemainnya sudah berubah tentunya.

Sangat menarik mengetahui ketahanan budaya masyarakat Peniron. Meskipun harus beradaptasi dengan berbagai perubahan di sekitarnya, seni budaya jamjaneng nyatanya masih terus lestari hingga kini. Ada tatanan kehidupan khas di Peniron Kebumen.(*)


(Diolah dari berbagai sumber)