kabarnu(23/5)- Dr Syahbudi MAg dari IAIN Pontianak mencoba membedah realitas pandemic
covid19 dengan diskursus religious populism (populisme agama). Hal ini
terungkap dalam Webinar Nasional Fakultas Tarbiyah IAINU Kebumen, Jumat (22/5).
Syahbudi berangkat dari hasil risetnya di 150 masjid di Pontianak. Selain itu,
Syahbudi mencoba menjelaskan 4 hal, yaitu, apa itu populisme Islam, legitimasi
dan representasi, metode populisme memproduksi hukum, dan teologi kepasrahan
diri.
Syahbudi mencoba
melihat realitas social di era covid19 dengan menghadapkan antara pemerintah
dengan masyarakat yang sama-sama mengusung populisme. Syahbudi juga masih
melihat adanya residual dari sejumlah proses electoral, utamanya Pilpres 2019.
Syahbudi juga mencoba mengkaji video viral dan tagar viral Indonesia terserah.
Menanggapi pertanyaan dan respons peserta terkait formula
yang tepat kedepan, Syahbudi tidak terlalu yakin adanya kontrol negara atau
pemerintah terhadap pusat-pusat peribadatan masyarakat, apalagi tidak
memberikan konstribusi.
“Tidak ada formulasi
yang pas, sebab konstruksi dan struktur masyarakat kita sangat beragam”, tandas Syahbudi yang juga founder Natoras
Institute.
"Yang penting ya mari kita menjaga kesehatan dan kebahagiaan kita masing-masing", ucap Syahbudi saat closing statement.
Selain Dr Syahbudi MAg, hadir juga sebagai narasumber Dr Tedi
Kholiludin MSi dosen Universitas Wahid
Hasim (Unwahas) Semarang dan Dr Sulis
Rokhmawanto MSi Direktur Pasca Sarjana IAINU Kebumen. Acara dibuka Dekan
Fakultas Tarbiyah Benny Kurniawan MPdI, dengan moderator Agus Salim Chamidi
MPdI dosen IAINU Kebumen. Acara diselenggarakan melalui aplikasi Zoom dan juga live streaming melalui akun facebook
Fakultas Tarbiyah IAINU Kebumen. Acara
bergizi ini berlangsung santai gayeng. Acara yang berlangsung Jumat (22/3) diikuti
400 orang lebih, baik dari kalangan umum, dosen, dan mahasiswa, baik di wilayah
Pulau Jawa maupun luar Jawa. (*)