Ticker

6/recent/ticker-posts

Diskusi Online Tarbiyah IAINU: Pendidikan Harus Adaptatif-Kolaboratif




kabarnu(18/5)- Fakultas Tarbiyah IAINU Kebumen selenggarakan Ngabuburit - Ngaji Perubahan untuk Menumbuhkan Spirit - melalui model talkshow dan diskusi online dengan aplikasi Zoom. Acara digelar Senin pagi tadi (18/5) dengan mengusung tema "Transformasi Sistem Pendidikan Virtual di Era Covid 19". Kegiatan diskusi online perdana ini cukup banyak menyedot partisipan, baik dari kalangan dosen maupun mahasiswa, baik internal Kebumen maupun luar Kebumen.

Acara yang dipandu host Imam Subarkah MPd Kaprodi PAI IAINU Kebumen ini berlangsung hangat. Kali ini menampilkan tiga pembicara. Yang tampil pertama Dekan Fakultas Tarbiyah Benny Kurniawan MPdI yang mengusung topik "Kebijakan Pembelajaran Daring di Perguruan Tinggi". Pembicara kedua Fikria Najitama MSI Wakil Rektor I IAINU Kebumen dengan topik "Evolution Education 4.0". Sedangkan pembicara ketiga Agus Salim Chamidi MPdI dosen dan peneliti dari IAINU Kebumen dengan mengusung topik "Teknologi dan Strategi Aksional Pembelajaran Daring".

Dalam paparannya, baik Benny maupun Fikria, lebih cenderung menempatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai bagian urgen bagi kelangsungan pendidikan dan lembaga pendidikan di masa  kini dan masa depan. Pandemi covid19 menjadi semacam trigger untuk mengaplikasikan pembelajaran daring secara masif. 




"Kebijakan pembelajaran nampaknya memang memaksa kita harus adaptasi dengan perkembangan teknologi", ujar Benny dalam paparannya.

"Ini evolusi kebudayaan masyarakat manusia, siap tidak siap kita harus beradaptasi dengan teknologi virtual. Tidak siap ya berarti akan terlempar dari perkembangan dan kebutuhan masyarakat dunia", ungkap Fikria.

Sedikit berbeda dengan pendapat Benny dan Fikria, Agus lebih menekankan pada pentingnya tindakan aksional-transformatif yang kolaboratif dan reflektif bersama antar stakeholders pendidikan.

"Teknologi bukan segalanya. Teknologi adalah sarana untuk mencapai tujuan pendidikan. Justru yang penting adalah bagaimana teknologi virtual itu menjadi jinak, teknologi harus bisa dimanusiawikan. Dalam proses pembelajaran, siswa atau mahasiswa harus menjadi sentralnya, masyarakat dan stakeholders terkait harus terlibat serius", jelas Agus.

Pendapat pembicara cukup mendapat respons dari partisipan diskusi virtual kali ini. Turut memberikan pendapat antara lain Mustolih MPd MSi guru Kemenag Kebumen, Salim Wazdy MPd Pengurus YPTNU Kebumen, dan Dr Sulis Rokhmawanto MAg Direktur Pascasarjana IAINU Kebumen.

Mustolih lebih menyoroti pentingnya parameter pendidikan akhlak budi pekerti dalam proses pembelajaran virtual. Salim Wazdy meminta kampus seperti IAINU Kebumen harus bergegas melakukan adaptasi yang diperlukan. Sedangkan Sulis Rokhmawanto berharap kampus mampu menyuguhkan solusi jitu bagi masyarakat luas dalam proses adaptasi teknologi sekarang ini.

Diskusi online di bulan Ramadlan yang berlangsung dua jam  ini terasa pendek. Banyak hal yang nampaknya belum cukup diselesaikan melalui satu sesi diskusi, dan diharapkan kedepan diskusi virtual semacam ini dapat diselenggarakan kembali dengan tema dan topik lain. Apalagi terkait dengan tantangan pendidik (guru) kedepan. Acara ini juga menyediakan fasilitas e-sertifikat  bagi para peserta. Secara umum acara diskusi perdana Fakultas Tarbiyah IAINU Kebumen ini berlangsung lancar, hangat, dan sukses._(*)

(knu.02)