Ticker

6/recent/ticker-posts

Tahu Jurnalistik, Why Not?


Pelatihan Dasar Jurnalistik

- M Purwadi -



Sejarah Jurnalistik
Menyebut kata jurnalistik, orang pasti akan mengarah pada pers, wartawan, koran, majalah, tivi, online, atau bentuk media lainnya. Tidak salah tentunya, karena semua itu memang merupakan bagian dari produk jurnalistik era modern. Namun, tentu kita tidak mungkin membayangkan bahwa produk-produk jurnalistik semacam itu ada dan terwujud dalam seketika. Lantas kapan asal muasal jurnalistik lahir?

Berbagai literatur tentang sejarah jurnalistik senantiasa merujuk pada “Acta Diurna” pada zaman Romawi Kuno, khususnya masa pemerintahan Julius Caesar (100-44 SM). “Acta Diurna” adalah papan pengumuman –sejenis majalah dinding (mading) atau papan informasi sekarang – yang diletakkan di Forum Romanum agar diketahui oleh banyak orang.

Secara harfiyah, Acta Diurna diartikan sebagai Catatan Harian atau Catatan Publik Harian. Acta Diurna awalnya berisi catatan proses dan keputusan hukum, lalu berkembang menjadi pengumuman kelahiran, perkawinan, hingga keputusan kerajaan atau senator dan acara pengadilan.

Acta Diurna diyakini sebagai produk jurnalistik pertama sekaligus pers, media massa, atau suratkabar/koran pertama di dunia. Julius Caesar pun disebut sebagai “Bapak Pers Dunia”. Kata atau istilah jurnalistik pun berasal dari Acta Diurna itu. Orang yang menghimpun dan menulis informasi untuk dipublikasikan di Acta Diurna disebut jurnalis.

Dari kata diurna muncul kata du jour (Prancis) yang berarti “hari” dan journal (Inggris) yang artinya laporan, lalu berkembang menjadi journalism atau journalistic. Dalam bahasa Inggris, journalist artinya orang yang membuat atau menyampaikan laporan.

Pengertian Jurnalistik
Secara bahasa (Indonesia), jurnalistik adalah hal yang menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran dan seni kejuruan yang bersangkutan dengan pemberitaan dan persuratkabaran (KBBI).

Journalisme (journalism) diartikan sebagai “the activity or profession of writing for newspapers, magazines, or news websites or preparing news to be broadcast.” (aktivitas atau profesi penulisan untuk suratkabar, majalah, atau situs web berita atau menyiapkan berita untuk disiarkan). Dalam kamus bahasa Inggris, jurnalistik adalah “the collection and editing of news for presentation through the media;  writing designed for publication in a newspaper or magazine” (Merriam Webster).

Kata kunci dalam pengertian jurnalistik adalah berita dan penyebarluasan (publikasi). Dengan demikian, secara praktis, jurnalistik dapat didefinisikan sebagai pengumpulan bahan berita (peliputan), pelaporan peristiwa (reporting), penulisan berita (writing), penyuntingan naskah berita (editing), dan penyajian atau penyebarluasan berita (publishing/broadcasting) melalui media.

Jenis-Jenis Jurnalistik

Berdasarkan media yang digunakan untuk publikasi atau penyebarluasan informasi, jurnalistik dibagi menjadi tiga jenis:
  • 1.      Jurnalistik Cetak (printed journalism) — yaitu proses jurnalistik di media cerak (printed media) koran/suratkabar, majalah, tabloid.
  • 2.      Jurnalistik Elektronik (electronic journalism) atau Jurnalistik Penyiaran (Broadcast Journalism) — yaitu proses jurnalistik di media radio, televisi, dan film.
  • 3.      Jurnalistik Online (online journalism) atau Jurnalistik Daring (dalam jaringan — yaitu penyebarluasan informasi melalui situs web berita atau portal berita (media internet, media online, media siber).


Produk Jurnalistik: Karya Jurnalistik
1.      Berita (News)
2.      Opini (Views)
3.      Feature

Berita adalah laporan peristiwa. Opini adalah tulisan berisi pendapat, penilaian, pemikiran, atau analisis tentang suatu masalah atau peristiwa.
Feature adalah tulisan yang menggabungkan fakta dan opini atau tulisan khas bergaya penulisan karya sastra seperti cerpen atau novel. Foto dan Video masuk dalam produk jurnalistik jika berupa foto jurnalistik dan video jurnalistik.

1.      Jenis-jenis berita antara lain: Hard News, Opinion News, Interpretative News.
2.      Jenis-jenis Opini antara lain: Artikel, Editorial/Tajuk, Kolom, Karikatur, Pojok, Esai, Ilmiah Populer)
3.      Jenis-jenis Feature antara lain: Tips, Laporan Perjalanan, Biografi, Profil, Resensi.


Media Jurnalistik: Jenis-Jenis Media Massa
1.      Media Cetak (Printed Media)
2.      Media Elektronik (Electronik Media)
3.      Media Online (Online Media)

Hasil proses jurnalistik atau karya jurnalistik dipublikasikan melalui media massa yang terbagi dalam tiga jenis.
  1. Media cetak terdiri dari suratkabar (koran, terbit harian), majalah, dan tabloid.
  2. Media Elektronik terdiri dari radio siaran, televisi, dan film.
  3. Media online, situs berita, portal berita (news portal), website berita, atau media dalam jaringan (media daring).


Anatomi Berita dan Unsur-Unsur

Seperti tubuh kita, berita juga mempunyai bagian-bagian, di antaranya adalah sebagai berikut.
  1. 1.      Judul atau kepala berita (headline).
  2. 2.      Baris tanggal (dateline).
  3. 3.      Teras berita (lead atau intro).
  4. 4.      Tubuh berita (body).

Bagian-bagian di atas tersusun secara terpadu dalam sebuah berita. Susunan yang paling sering didengar ialah susunan piramida terbalik. Metode ini lebih menonjolkan inti berita saja. Atau dengan kata lain, lebih menekankan hal-hal yang umum dahulu baru ke hal yang khusus.

Tujuannya adalah untuk memudahkan atau mempercepat pembaca dalam mengetahui apa yang diberitakan; juga untuk memudahkan para redaktur memotong bagian tidak/kurang penting yang terletak di bagian paling bawah dari tubuh berita (Budiman 2005).

Dengan selalu mengedepankan unsur-unsur yang berupa fakta di tiap bagiannya, terutama pada tubuh berita. Dengan senantiasa meminimalkan aspek nonfaktual yang pada kecenderuangan akan menjadi sebuah opini.

Untuk itu, sebuah berita harus memuat "fakta" yang di dalamnya terkandung unsur-unsur 5W + 1H.
1.           Who - siapa yang terlibat di dalamnya?
2.           What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
3.           Where - di mana terjadinya peristiwa itu?
4.           Why - mengapa peristiwa itu terjadi?
5.           When - kapan terjadinya?
6.           How - bagaimana terjadinya?

Tidak hanya sebatas berita, bentuk jurnalistik lain, khususnya dalam media cetak, adalah berupa opini. Bentuk opini ini dapat berupa tajuk rencana (editorial), artikel opini atau kolom (column), pojok dan surat pembaca.

Dasar-Dasar Jurnalistik Online
Jurnalistik Online adalah jurnalisme “generasi ketiga” setelah jurnalistik cetak (print journalism) – suratkabar, tabloid, majalah – dan jurnalistik elektronik (electronic journalism, broadcast journalism) – radio dan televisi.
Per definisi, jurnalistik online (online journalism) adalah proses pemberitaan melalui media internet. Media jurnalistik online disebut media online, media daring, atau media siber (cyber media). Terjemahan bahasa Indonesia Online Jurnalism adalah Jurnalisme Daring. Daring – singkatan dari “dalam jaringan” – merupakan terjemahan online dalam bahasa Indonesia.

Nama Lain Jurnalistik Online
1.      Internet Journalism (karena tersaji di internet)
2.      Website Journalism (karena disajikan di situs web)
3.      Digital Journalism (karena membutuhkan jari untuk klik mouse atau tap layar ponsel)
4.      New Journalism (karena merupakan generasi baru jurnalistik, yakni generasi ketiga setelah jurnalistik cetak dan elektronik (radio/tv).

Ada juga istilah negatif bagi praktik jurnalistik online yang membuat judul-judul umpan klik atau hanya memancing pengguna internet untuk klik tautan judul berita di media sosial atau di halaman situsnya, yaitu Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait Journalism).

Sebuah analisis di laman BBC menyebutkan jurnalistik online identik dengan jurnalisme umpan klik, yaitu judul-judul bombastis, sensasional, menyembunyikan fakta penting, untuk meningkatkan trafik atau jumlah kunjungan.

Dasar-Dasar Jurnalistik Online
Dasar-Dasar Jurnalistik Online terangkum dalam singkatan BASIC:
1.    B = Brevity
2.    A = Adaptability
3.    S = Scannability
4.    I = Interactivity
5.    C = Community and Conversation

1. Brevity, Ringkas
Jurnalisme Online hendaknya menyajikan berita secara ringkas. Audience kini membaca 25 % lebih pelan dan kurang dari 28 % isi berita. Media online harus berbasis pada tulisan “satu ide per paragraf” (singkat, padat dan jelas). Video durasi tiga menit bahkan kini dirasa terlalu lama (efektifitas bandwitch).

2. Adaptability
Jurnalis atau media online harus menyajikan berita yang sesuai dengan media yang digunakannnya (internet & website). Jurnalistik Online bisa menyajikan berita dalam bentuk multimedia. Karenanya, jurnalis online harus beradaptasi dan menguasai dasar-dasar HTML, memahami fungsi dan penerapan link atau hyper text, audio slideshows, animation, flash interactivity, microblogging/Text/ email alerts (Twitter), forums, wikis, social networking , polls, surveys, live chats , dan lainnya.

3. Scanability
Naskah atau teks berita online hendaknya mudah dipindai (scannable) sehingga mudah dibaca dan dipahami. Audiens lebih berorientasi pada isi pesan. Sebanyak 95% pengguna web atau pengujung situs berita melihat judul (headlines), subjudul (subheadings), dan tautan (links).
Dua kata kata pertama atau alinea pertama, yakni teras berita (news lead),  setelah judul sangatlah penting untuk menarik minat baca pengunjung. Sajian naskah (teks) di media online atau situs berita, termasuk blog dan email, hendaknya rata kiri, paragraf pendek (maksimal lima baris), ada jarak antar-alinea, dan menggunakan highlights.

4. Interactivity
Interaktivitas dalam jurnalistik online adalah ”it is about giving the user control”. Memberikan kendali kepada pembaca. Dalam media online, pengguna (pembaca) tidak pasif, tetapi juga aktif, sehingga bisa terjadi interaksi antara pembaca dengan redaksi, sesama pembaca, share, comments, bahkan koreksi.
Media online (situs berita, media siber) sebagai medium publikasi karya jurnalistik mengandung mekanisme feedback melalui kolom komentar, share media sosial, dan links.
Wartawan online harus siap dengan hal baru dalam dunia jurnalistik ini. Komunikasi massa dalam konteks jurnalistik online tidak lagi satu arah (one way communications), tapi dua arah dengan repons atau feedback realtime (saat itu juga).
Situs berita yang tidak memberi ruang kepada pembaca untuk “share and comments” tidak akan disukai. Akan tinggalkan.

5. Community & Conversation
Era jurnalistik/media online saat ini dikenal juga dengan era Web 2.0, yakni era situs web yang mudah digunakan dan diadopsi oleh user. Media internet membiarkan audience (viewer)  menjadi pengguna (user). Sama dengan prinsip interaktivitas, di media online pembaca dapat komen sebuah berita atau membagikannya di media sosial, forum,  dan lainnya.

Keterampilan Jurnalis Online
Prinsip atau dasar-dasar jurnalistik online di atas membuat jurnalis online harus memiliki keterampilan (skills) atau keahlian (expertise) lebih dari sekadar bisa menulis atau wawancara (liputan). Wartawan hanya bisa menulis berita dan wawancara adalah masa lalu (zaman old).
Wartawan zaman now atau wartawan modern masa kini hendaknya memiliki keterampilan tambahan terkait internet atau media online. “But in this time of multimedia storytelling, software skills matter, too”, tulis Poynter.

Hasil survei yang dirilis Advancing The Story menyebutkan, keterampilan yang wajib dimiliki wartawan online antara lain sebagai berikut:
1.    Writing or Editing Scripts
2.    Project Management
3.    Blogging
4.    User Interface Design/Photo Shooting (tie)
5.    Video Production
6.    Staff Organization/Administration
7.    Story Combining/Shortening
8.    Reporting and Writing Original Stories
9.    Photo/Image Editing

Mulai dari Blogging!
Untuk beradaptasi dengan dunia maya, warga net (netizen), dan menguasai keterampilan yang dibutuhkan di era jurnalistik online, wartawan zaman now bisa memulainya dengan ngeblog (blogging) plus vlogging (jadi youtuber).

Blog bukan hanya soal menulis posting (artikel), tapi juga pengoptimalan mesin telusur (search engine optimizations/SEO), pengoptimalan foto/gambar, interaktivitas, dan pengenalan dasar-dasar HTML, CSS, JavaScript atau “Coding” dan “Programing”.

Dengan blogging atau memiliki blog, wartawan juga akan terbiasa dan terasah gaya dan cara menulis di media online, akrab dengan istilah-istilah blogging yang juga jadi istilah media internet pada umumnya, seperti kata kunci (keywords), tag, meta tags, label, permalink, internal link, eksternal link, pagerank, page one, dan sebagainya.


5 Kaidah Menulis di Media Online (Online Writing Style)
1. Alinea Pendek
Tulisan online, termasuk di blog, hendaknya menggunakan alinea pendek (short paragraph). Idealnya, satu alinea maksimal lima baris (five lines per paragraph).

2. Jarak Antar-Alinea
Harus ada jarang antar-alinea, menyisakan “ruang kosong” atau “ruang putih” (white space) antar-alinea. Jarak atau spasi antar-alinea ini akan membuat naskah online mudah dipindai dan enak dibaca.

3. Tidak Ada Indent
Tulisan online tidak mengenal indent, tekuk/lekuk ke dalam di awal alinea, seperti gaya naskah koran atau majalah.Ide penulisan online nomor 3 ini boleh diabaikan, tapi jadinya “tidak lazim”.

4. Rata Kiri (Align Left)
Jika menggunakan “align justify” atau rata kiri-kanan, maka tulisan Anda akan terkesan formal, serius, dan kaku. Jarang sekali ada situs yang menggunakan “justify”, misalnya situs instansi pemerintah yang “terbawa suasana formal-birokratis”. Rata kiri merupakan standar penulisan di media online.Rata kiri akan membuat naskah menjadi nyaman dibaca, scannable, dan banyak menyisakan “ruang istirahat mata”.

5. Highlights
Akan lebih scannable dan enak dibaca jika sebagian kata, kalimat, atau alinea tulisan di media online di-highlights atau diberi tanda-tanda khusus, seperti:
1.        Ditebalkan (bold)
2.        Dimiringkan (italic)
3.        Diberi warna (color)
4.        Di-block qoute.

Highligts akan menjadikan naskah online Anda “eye catching” –menarik perhatian mata users, selain mudah dipindai.


*)Tulisan dari M Purwadi  SINDONews untuk menyemarakkan kegiatan Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa Bidikmisi yang diselenggarakan berkat kerjasama IAINU Kebumen, Bidikmisi Institut, dan LTN-NU Cabang Kebumen di Auditorium IAINU Kebumen (Kamis 18/7/2019). Tulisan diedit seperlunya.


Bentuk PDF, klik :