Ticker

6/recent/ticker-posts

Corona, Ramadlan, dan Sedekah





Sebagaimana dikutip tribunnews.com (8/4), milyarder Amerika Bill Gates memprediksi wabah virus corona baru berakhir  tahun 2021. Sementara itu kompas.com (7/4) mencatat bahwa dengan menggunakan model probabilistic data-driven model (PDDM), diprediksi corona di Indonesia akan berakhir Juni 2020. Wolipop detik.com (11/4) mencatat bahwa apabila pandemi corona (nantinya) berakhir, masyarakat diharap tetap memakai masker setahun kedepan. Betapa wabah corona kemudian jadi  banyak menyita kita semua. Hidup kurang jenak diliputi rasa waswas dimana-mana.

Sementara itu di Kebumen dari data corona.kebumenkab.go.id (12/4), jumlah ODP sebesar 2.128, PDP 69, dan 3 positif. Angka-angka ini memang bisa naik bisa juga menurun. Tentunya harapannya jumlahnya akan menurun. Dengan demikian, sebenarnya rasa waswas pun ada di sekitar kita. 

Sebagaimana dilangsir Kompas di atas, wabah diperkirakan akan berakhir di bulan Juni 2020. Ini bertepatan dengan bulan Syawal 1441 Hijriyah. Sementara itu, jelang akhir bulan April 2020 masyarakat Muslim Indonesia sebagaimana masyarakat Muslim di belahan dunia lainnya akan menjalankan kewajiban berpuasa di Bulan Suci Ramadlan 1441 H. 

Baik yang kaya maupun yang miskin, baik yang di kota maupun di desa, tentunya semuanya akan menunaikan ibadah puasa. Bersamaan dengan itu corona/Covid19 mungkin masih mewabah. Rasa waswas pun menyertainya.

Ibadah puasa Ramadlan merupakan salah satu rukun dari Rukun Islam. Dasar perintah puasa Ramadlan adalah Al Qur’an Surat Al Baqarah 183, yang artinya: “Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”. Selain berbekal keimanan yang teguh dan ketaqwaan yang tangguh, puasa merupakan ibadah fisik yang antara lain menahan haus dan lapar sejak terbitnya fajar sampai terbenam matahari. Di sinilah perhatian terhadap kesehatan fisik pun menjadi penting selama bulan Ramadlan. Dalam bayang-bayang wabah virus corona, perhatian terhadap kesehatan badan menjadi amat perlu dilakukan semua pihak.

Lalu, siapa yang sepatutnya memperhatikan kesehatan orang-orang yang berpuasa Ramadlan, sementara virus corona diperkirakan masih membayangi? 

Siapakah yang akan peduli kesehatan kaum dhu’afa di sekelilingnya yang untuk makan saja mereka seringkali kekurangan? Banyak lagi pertanyaan lainnya, yang sebenarnya jawabannya akan kembali kepada kita semua, tentang seberapa besarkah kita saling berbagi. Tentang berbagi makanan. Tentang berbagi vitamin untuk kesehatan. Tentang menunaikan puasa Ramadlan secara sehat lagi berkah.

Dalam hadits yang diriwayatkan Thabrani dan Daruquthni, Baginda Rasulullah SAW bersabda bahwa “sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”. Dalam hadits riwayat Ahmad, Beliau bersabda bahwa “sebaik-baik kalian adalah yang memberi  makanan”. 

Dengan semangat gotong-royong dan berbagi yang bermanfaat dan menyehatkan bersama warga sekeliling kita, mari kita sambut Bulan Suci Ramadlan. Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan kesehatan dan keberkahan untuk kita semua. Lantaran niat dan kegembiraan menyambut Ramadlan, serta semangat kita untuk berbagi, semoga Allah Ta'ala melenyapkan wabah corona sebelum masuk Bulan Suci Ramadlan. 

Arah gerakan (harakah) umat sebaiknya sudah menseriusi kandungan dari hadits Nabi SAW di atas. Data para aghniya' dan kaum dhu'afa tentunya menjadi urgen. Ranting NU dan takmir masjid di desa-desa dapat menjadi simpul ujung gerakan, yang dibarengi dukungan aktif para tokoh sekaligus masyarakat setempat.

Seorang kyai berwasiat: sedekah insyaallah akan menolak bala, menolak penyakit, dan memanjangkan umur. Namun, suatu kerja manajemental akan sangat bermanfaat untuk memperjelas hasil. Saatnya sambut Ramadlan dengan mengelola prinsip berbagi-bahagia agar imunitas terjaga. (*)


Redaksi