Ticker

6/recent/ticker-posts

Haul Kemangguan, Teladani Kiprah Syekh Abdul Manan dan Raden Nalajaya!




KEBUMEN: Bertempat di komplek Masjid Baitul Makmur Desa Kemangguan, KH Afifuddin Al Hasani Pengasuh Ponpes Al Kahfi Somalangu dan juga Rois Syuriyah PCNU Kebumen memberikan taushiyah pengajian sekaligus mensejarahkan tentang Syekh Abdul Manan dan juga Raden Nalajaya.

"Peringatan haul dikandung maksud untuk menteladani perjuangan para masyayyikh pendahulu kita",  jelas KH Afifuddin dalam acara Haul ke-102 ini.

Acara haul tahun ini (3/7) berlangsung lancar dan hidmat. Sekitar seribuan orang hadir dalam acara tahunan ini. Selain dari keluarga keturunan kedua tokoh tersebut, hadir pula warga masyarakat Kemangguan dan sekitarnya. Hadir pula sejumlah alumni Ponpes Kemangguan dan tamu undangan dan pejabat.

Sebagaimana dijelaskan bahwa Syekh Abdul Manan dan Raden Nalajaya merupakan tokoh legendaris bagi masyarakat Desa Kemangguan Kecamatan Alian Kebumen. Sang Syekh merupakan putra dari Syekh  Marwah (Marwan) Al Hasani Bulus. Sang Syekh juga adik kandung dari Syekh Abdul Kahfi Tsani Al Hasani. Dengan demikian antara KH Afifuddin Al Hasani  memiliki hubungan keluarga dekat dengan Syekh Abdul Manan Al Hasani, sebab KH Afifuddin keturunan dari garis Syekh Abdul Kahfi Tsani.

Disebutkan bahwa Syekh Abdul Manan lahir di lingkungan yang religius dalam didikan ayahnya yang ketat dalam disiplin ilmu agama Syekh Marwah . Disebutkan juga bahwa Syekh Abdul Manan merupakan murid dari Syekh Abdullah Bin Abdul Mannan At Turmusiy, ayah Syekh Mahfudz Termas yang guru Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari Tebuireng. 

Sedangkan Raden Nalajaya adalah keturunan Mataram yang berkuasa di wilayah Kemangguan tempo dulu. Saat itu wilayahnya begitu luas, yang meliputi  wilayah Jemur di sebelah barat Sungai Lukulo (sekarang Jemur Pejagoan), Jemur sebelah timur Sungai Lukulo (sekarang Jemur Kebumen), Kemangguan, Karangtanjung, Somalangu, dan ke barat sampai Tembana. Dalam kekuasaan Raden Nalajaya masih banyak orang yang keras dan ganas, perampok, kecu, berandal, dan pencuri, sebab di wilayah itu masyarakatnya belum cukup mengenal agama. 

Kemudian, Raden Nalajaya dan Raden Nalawijaya anaknya pun mencari kyai untuk membantunya memperbaiki masyarakat di wilayahnya. Akhirnya, Raden Nalajaya  akhirnya bertemu sosok kyai di  Banjursari Buluspesantren yang bernama Raden Abdul Manan putra Syekh Marwah Al Hasani. Singkat cerita, antara Raden Nalajaya dan Syekh Abdul Manan pun bersatu dan berbagi tugas. Raden Nalajaya dan dibantu putranya itu mengatur urusan pemerintahan, sedang Syekh Abdul Manan mengurusi keagamaan dan mendidik dasar-dasar keIslaman. Agama Islam di Kemangguan pun berkembang dengan pesat dan kemudian  didirikan sebuah masjid bernama Masjid Baitul Makmur.

Raden Nalajaya dimakamkan di Dusun Sarwodadi Kemangguan, berbatasan dengan Dukuh Karangcekrik Jemur  Kebumen. Sedangkan Syekh Abdul Mannan  dimakamkan di Kemangguan  di samping pengimaman Masjid Baitul Makmur. Di tempat yang sama juga dimakamkan Nyai Rr Asiyah isteri Syekh Abdul Manan. 





"Beliau berdua telah bekerjasama dalam membangun masyarakat. Oleh karenanya, mari kita teladani kiprah dan perjuangan beliau-beliau ini", ajak KH Afifuddin. 
(knu02.Pnh,Is)