LTMNU (15/6)- Lembaga Takmir Masjid (LTM) PCNU Kebumen akan menggelar Workshop Pengembangan Peran Masjid/Mushola NU Kebumen. Workshop sehari ini digelar di kompleks PCNU Kebumen Jalan Kusuma 96 pada Ahad 22 Juni 2025. Rencana acara akan dihadiri dan dibuka Rois Syuriyah PCNU Kebumen KH Afifudin Al-Hasani.
Peserta workshop adalah utusan dari 26 MWCNU se-Kebumen. Masing-masing MWCNU akan mengirimkan empat orang, satu dari unsur pengurus MWCNU dan tiga dari unsur pengurus LTM MWCNU yang sudah terbentuk atau calon pengurus LTM MWCNU dan atau kader PKPNU setempat. Selain dari LTM dan LAZISNU Kebumen, peserta akan difasilitasi oleh para instruktur PKPNU. Peserta juga akan mendapatkan arahan terkait program dan kebijakan PCNU Kebumen dalam rangka "tegak lurus memenangkan umat membangun peradaban". Peserta akan mendapatkan sertifikat.
LTM merupakan perangkat kerja NU yang bertugas mengembangkan dan memberdayakan masjid dan mushola NU di wilayah masing-masing. Masjid mushola NU sendiri merupakan basis riil jam'iyah NU yang tersebar di wilayah perkotaan hingga pedesaan. Sebagai basis NU, masjid mushola NU memiliki peran penting yang harus terus-menerus dikembangkan untuk memenangkan umat dan membangun peradaban. Oleh karenanya NU melalui LTM di tingkat cabang dan wakil cabang bahkan hingga Ranting NU akan menyusun program kerja bersama untuk kepentingan masadepan masjid mushola NU.
Masjid mushola NU lazimnya memiliki struktur kepengurusan takmir masjid/mushola. Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) takmir mengelola, memakmurkan, dan menjaga masjid/mushola sebagai pusat kegiatan ibadah, khususnya ibadah sholat. Selain sebagai pusat dakwah, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan, masjid/mushola NU juga menjadi pusat kegiatan ibadah dengan amalan khas NU, seperti tahlilan, yasinan, khaul, shalawatan, PHBI, dan lainnya.
Pengurus takmir masjid/mushola NU biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu, imaroh, idaroh, dan ri'ayah. Bagian imaroh bertugas dalam kegiatan kemakmuran, tugas menyemarakkan masjid/mushola NU. Tugas ini mencakup antara lain: ibadah sholat lima waktu, sholat Jumat, tarawih, kegiatan pengajian, kegiatan pendidikan (TPQ, madin), kegiatan remaja masjid, PHBI, dan sejenisnya. Bagian idaroh bertugas untuk memastikan seluruh kegiatan kemakmuran masjid/mushola NU dapat berjalan alnacra dan sukses. Untuk itu idaroh bertugas dalam persoalan administrasi, keuangan/pendanaan, hingga tugas pengawasan. Sedangkan bagian ri'ayah bertugas pada persoalan fisik dan sarana masjid mushola NU. Perlengkapan ibadah, kebersihan MCK, kenyamanan, keindahan, dan kerindangan masjid mushola NU menjadi tugas bagian ri'ayah ini. Di dalam kepengurusan masjid/mushola NU tentunya terdapat sosok kyai. Sosok inilah yang penjaga utama hidup dan lestarinya nilai-nilai dan ajaran Islam ala ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) NU.
Lazimnya antara kyai dengan pengurus takmir masjid/mushola NU sudah bersatupadu bersama-sama mengembangkan dan memberdayakan masjid/mushola yang dikelolanya. Akan tetapi tidak sedikit masjid mushola NU yang kurang dikelola maksimal sebab keterbatasan sumberdaya manusia (SDM) dan keterbatasan lainnya. Beberapa masjid/mushola NU bahkan hanya diurus seorang kyai dan beberapa jamaah yang sudah sepuh. Akibatnya masjid/mushola NU kurang berkembang yang pada gilirannya juga kurang dapat memberdayakan diri dan masyarakat sekitarnya.
Workshop ini menjadi penting bagi banyak pihak tentunya. Setidaknya workshop yang digelar LTM PCNU Kebumen ini menjadi sebuah ikhtiyar bersama untuk memetakan sejumlah persoalan, memperkokoh ideologi Aswaja NU, membuat langkah strategis, menyusun prioritas program, dan bersama-sama untuk lebih mengembangkan dan memberdayakan masjid mushola NU di 26 wilayah MWCNU se-Kebumen.(*)