Ticker

6/recent/ticker-posts

Opini, Melangkah Bersama PBNU

 



Melangkah Bersama PBNU *

 

 

Menarik tulisan KH Yahya Cholil Staquf dalam abstraksi bukunya PBNU, Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama. Bahwa tanggungjawab dan tantangan NU di masa depan yang semakin luas dan beragam menuntut inklusivikasi khidmah dan kebangkitan dalam tiga jalur pergulatan. Tiga jalur itu adalah kebangkitan intelektualisme, kebangkitan teknokrasi, dan kebangkitan kewirausahaan. Pasca terpilih menjadi Ketua Umum PBNU dalam Muktamar NU di Lampung, Gus Yahya – demikian panggilan akrabnya – menyatakan keinginannya untuk melakukan konsolidasi organisasi sebagaimana dilansir KompasTV (24/12/2021). NU juga dapat membantu dan bermitra dengan pemerintah untuk menjalankan agenda nasional.

Kemudian sebagaimana di-publish nu.or.id (2/2/2022), PBNU melakukan pembagian bidang kerja tanfidziyah beserta para personelnya. Pembagian bidang kerja bersifat dinamis. Ada empat bidang kerja, yaitu, (1)bidang keagamaan dan hubungan lembaga, (2)bidang ekonimi dan lingkungan hidup serta kesejahteraan rakyat (kesra) dan budaya, (3)bidang pendidikan dan hukum, dan (4)bidang organisasi serta keanggotaan dan kaderisasi. Masing-masing bidang akan dikontrol langsung oleh masing-masing Wakil Ketua Umum PBNU.

PBNU pun mengumumkan lembaga dan badan khusus PBNU beserta personel ketua dan sekretarisnya (nu.or.id  13/3/2022). Lembaga-lembaganya adalah Lembaga Dakwah NU, Lembaga Pendidikan Maarif NU, Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU, Lembaga Perekonomian NU, Lembaga Pengembangan Pertanian NU, Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU, Lakpesdam NU, Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum NU, Lesbumi NU, Lazis NU, Lembaga Wakaf dan Pertanahan NU, Lembaga Bahtsul Masail NU, Lembaga Takmir Masjid NU, Lembaga Kesehatan NU, Lembaga Falakiyah NU, Lembaga Ta’lif wan Nasyr NU, Lembaga Perguruan Tinggi NU, dan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim NU.  Sedangkan tiga badan khusus PBNU adalah Badan Pengembangan Administrasi Keorganisasian dan Kader, Badan Pengembangan Jaringan Internasional, dan Badan Pengembangan Inovasi Strategis. Ada 18 lembaga dan 3 badan khusus.

Nampak terdapat mata rantai yang jelas langkah kerja PBNU kedepan.  Setidaknya dengan menilik hasil Muktamar NU 2021 terkait program kerja NU. Bahwa  terdapat empat program pokok dan menjadi program prioritas NU kedepan, yakni (1)memperkokoh transformasi pemahaman Ahlussunnah Wal Jamaah Nahdliyah, (2)pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) NU, (3)kemandirian ekonomi untuk kesejahteraan, dan (4)penguatan organisasi kelembagaan dan jaringan.

PBNU dalam kawalan Rois Aam KH Miftachul Ahyar dan Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf sudah berangkat menunjukkan arah dan kinerjanya, baik di hadapan warga nahdliyyin maupun di hadapan pemerintah dan mitra, baik dalam skala nasional maupun internasional. Membanggakan langkah PBNU.

NU modern ditandai dengan munculnya sosok fenomenal Gus Dur yang mempu menampilkan wajah keaslian NU di tengah masyarakat global. Ishaq Zubaedi Raqib dalam kompas.com (11/01/2022) menyebut Gus Dur telah membuka jalan integrasi NU dengan masyarakat global, meneguhkan pengbdian kemanusiaan tanpa syarat dan berperanserta aktif dalam memperbaiki peradaban dunia.

Gus Yahya merupakan salah satu sosok muda yang paham betul pemikiran dan sepak terjang Gus Dur. Gus Yahya berkeinginan kuat untuk melanjutkan cita-cita Gus Dur. Untuk ini Zubaedi meneropong satu hal penting sebagai pekerjaan rumah Gus Yahya, yaitu, bangunan struktur PBNU yang sistemik. Dan Gus Yahya sudah memulai langkah nyatanya sebagaimana dijabarkan di atas.

Berbicara NU akan berbicara jam’iyah (organisasi) dan jamaah. Ibarat kereta api, rangkaian gerbong organisasi NU sangat panjang dan sekaligus memuat penumpang yang beragam. Menurut hemat penulis, melakukan representasi Gus Dur merupakan langkah tepat dan jenius membawa NU modern kedepan. Setidaknya penulis memiliki tiga alasan. 

Pertama, era Gus Yahya mencoba memintal kembali rangkaian sanad organisasi NU dari NU masa KH Hasyim Asy’ari  dengan NU modern masa Gus Dur sehingga eksistensi NU kembali kokoh sustainabel. Kedua, melanjutkan cita-cita Gus Dur membangun struktur yang sistemik sekaligus menampilkan performance NU yang solutif di tengah masyarakat luas. Ketiga, membangun kader generasi penerus NU berkiprah di berbagai lini perjuangan baik lokal, regional, nasional, maupun internasional.

Akhirnya, izinkan penulis menukil tulisan Gus Yahya dalam buku tersebut di atas: Ini pekerjaan raksasa! 

Saatnya kita melangkah bersama agenda besar PBNU.(*)

     

*) Penulis Agus Salim Chamidi Ketua LTN PCNU Kebumen, dosen IAINU Kebumen